"Potret Buram Kemiskinan"

"Potret Buram Kemiskinan" "Potret Buram Kemiskinan"

"Gugur Gunung Tandhang Gawe"

"Gugur Gunung Tandhang Gawe" "Gugur Gunung Tandhang Gawe"

"Merah Putih Jembatanku"

"Merah Putih Jembatanku" "Merah Putih Jembatanku"

"Bidan Siaga"

"Bidan Siaga" "Bidan Siaga"
1
Latest News

Jalan Rusak Dikeluhkan Warga

Posted by PNPM-MP Kabupaten Sidoarjo on Senin, 01 Maret 2010 , under | komentar (0)



SIDOARJO-- “Kita minta agar segera diperbaiki. Karena kerusakan ini cukup mengganggu,” kata Nur Hadi, salah satu warga, kemarin (22/10). Jalur itu merupakan jalur alternatif dan sangat membantu aktivitas para pedagang. Akses Jl Raya Kepadangan-Kandangan dijadikan sarana utama untuk menuju pasar sayur maupun menuju pasar Tulangan dan terminal Tulangan. “Kalau tidak hati-hati lewat sini bisa celaka, karena jalannya sempit dan kondisinya berlubang,” terang warga lainnya.

Perbaikan pernah dilakukan sekitar tahun 2008 lalu. Namun meningkatnya aktivitas pengguna jalan di jalur alternatif itu, membuat kondisi jalan cepat rusak. Kerap kendaraan berat melintas di jalur tersebut, saat arus lalu lintas di Jl Raya Porong mengalami kemacetan. Warga berharap di jalur itu segera ada pembenahan, jika dibiarkan terus menerus akan merugikan banyak pihak. Terutama bagi warga yang lalu lalang menuju ke pasar untuk menjual hasil pertaniannya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga Kabupaten Sidoarjo, Ir Bambang Joelianto, saat dihubungi mengatakan kerusakan di Jl Raya Kepadangan-Kandangan sudah diteliti. Diakui ada kerusakan sekitar 4 km. Di jalur yang punya lebar jalan 3,5 meter tersebut memang dijadikan akses penghubung antara desa di Kecamatan Tulangan dan Desa di Kecamatan Krembung.

Perbaikan jalan ini tinggal menungguproses lelang. ‘’Semoga pekan depan proses lelangnya sudah dan segera dilakukan perbaikan,” kata Bambang Joelianto. Selaku dinas teknis, Bambang Joelianto, mengaku dengan dilakukan perbaikan jalan. Warga pengguna jalan maupun para petani tidak lagi terganggu kenyamananya ketika melintas di Jl Kepadangan-Kandangan.(http://dprd-sidoarjokab.go.id)



Budget Perbaikan Jalan Kurang Proposional

Posted by PNPM-MP Kabupaten Sidoarjo on , under | komentar (0)



SIDOARJO- Banyaknya kondisi jalan rusak di Sidoarjo, ternyata tidak dibarengi dengan alokasi anggaran pemeliharaan yang proposional oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga.

Hal ini dilontarkan langsung anggota komisi C DPRD Sidoarjo M.Zainul Lutfi. Menurut Lutfi, diakui ataupun tidak, banyak sarana jalan yang membutuhkan anggaran perbaikan cukup banyak. Namun begitu pada kenyataannya, alokasi anggaran yang ada ternyata hanya sedikit.

“Sidoarjo ini terbagi ke dalam tiga wilayah. Wilayah pertama membutuhkan anggaran Rp 525 miliar, wilayah II Rp 72 miliar dan wilayah III Rp 3,5 miliar,” ujar politisi asal PAN ini.

Masih menurut Zainul Lutfi, tidak proposionalanya anggaran perbaikan ini, diketahui saat pembahasan pengajuan untuk Wilayah I hanya dianggarkan Rp 1,5 miliar, wilayah II dianggarkan Rp 2,8 miliar, dan wilayah III dianggarkan Rp 2,5 miliar.

“Mestinya jika dilihat kondisi dilapangan, alokasi anggaran yang diajukan untuk wilayah I lebih besar,” terang pria yang juga anggota badan anggaran DPRD Sidoarjo ini.

Untuk itu, sebagai jalan keluar terbaik, pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) mendatang, kekurangan anggaran pemeliharaan di wilayah Gedangan, Sedati dan Buduran (Wilayah I) hendaknya diajukan lagi.

Sementara itu, Sigit Setyawan Kepala DPU Bina Marga menegaskan, tidak terpenuhinya seluruh aspek pemeliharaan jalan, disebabkan keterbatasan anggaran yang ada.
“Selain itu pemeliharaan dilakukan tidak hanya mendasari kebutuhan, tapi melihat kondisi jalan. Mana yang diprioritaskan untuk dilakukan lebih dulu,” terang Sigit Setyawan. (Sumber: Kabar Sidoarjo.com)


Tim Kerja

Posted by PNPM-MP Kabupaten Sidoarjo on Senin, 15 Februari 2010 , under | komentar (0)



KONSULTAN MANAJEMEN WILAYAH VI JAWA TIMUR
PNPM MANDIRI PERKOTAAN
KABUPATEN SIDOARJO



Nama:
Nurul, SE
Jabatan/Posisi
:
Koordinator Kota







Nama:
Dr. Khoirul Yahya, M.Si
Jabatan/Posisi:
Asisten Community Development








Nama:
Abdul Haris,S Ag
Jabatan/Posisi:
Asisten Community Development








Nama:
Simson Manguki, ST
Jabatan/Posisi:
Asisten Community Develop
ment







Nama:
Arif Junaedi, ST
Jabatan/
Posisi:
Asisten Infrastr
uktur








Nama:
Puji Utama Natari, ST
Jabatan/Posisi:
Asisten Infrastruktur






Nama:
Aris Munanto, ST
Ja
batan/Posisi:
Asisten Infr
astruktur








Nama:
M. Wahyudi Ernawi, SE
Jaba
tan/Posisi:
Asisten Ekono
mi






Nama:

Diah Yunita MS, SE
Jabatan/Posisi:
As
isten Ekonomi








Nama:
Bambang Kristiawan, SE
Jabatan/Posisi:
Asisten Ekonomi






Nama:
Diel
a Novelia, S.Kom
Jabatan/Posisi:
Asisten Manajemen Data






Nama:

Didik Sumartono, S.Kom
Jabatan/Posisi:
Asisten Manajemen Data







Nama:
Kristian Praba Raditya S.
Jabatan/Posisi:
Asiste
n Manajemen Data

PNPM Sidoarjo 2010 Dianggarkan Rp 9,8 M

Posted by PNPM-MP Kabupaten Sidoarjo on Selasa, 08 Desember 2009 , under | komentar (1)



SIDOARJO- Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri perdesaan dan perkotaan kabupaten Sidoarjo pada tahun 2010 mendatang, dianggarkan sebesar Rp 9,8 Miliyar.

Anggaran yang masuk dalam alokasi APBD 2010 ini, terbagi dalam dua item. Diantaranya PNPM Pedesaan sebesar Rp 1 Miliyar, dan PNPM Perkotaan senilai Rp 8,8 Miliyar.

Menurut ketua komisi D DPRD Sidoarjo Machmud, meskipun pada kenyataanya proses pembuatan propoisal PNPM masih cukup rumit dirasakan warga Sidoarjo, namun dari segi manfaat, program PNPM ini terbilang memiliki nilai manfaat cukup besar.

“Kita melihat dari segi manfaatnya yang terbilang besar untuk mendukung program ini” tukasnya.

Selain anggaran melalui APBD, program yang bergulir dari tahun 2007 ini juga di back up APBN. Bahkan nilainya terbilang jauh lebih besar yakni Rp 41,9 Miliyar.

“Angka ini terbagi untuk program PNPM Pedesaan sebesar 4 Miliyar, dan PNPM perkotaan Rp 37,9 Miliyar,” ungkap Machmud.

Adanya back up anggaran PNPM dari pusat ini, ternyata tidak serta merta bisa dikucurkan begitu saja. Jika permintaan PNPM tidak disetujui APBD maka dana APBN tidak bisa dicairkan.

“Jadi anggaran APBN tetap mengacu pada APBD untuk pengucurannya,” ungkap ketua komisi dari PAN ini.

Program PNPM pedesaan tahun 2010 ini, diproyeksikan untuk desa desa di tiga kecamatan di sisi selatan Kabupaten Sidoarjo. Yakni Kecamatan Jabon, Kecamatan Tarik dan kecamatan Wonoayu.

Sedangkan 15 Kecamatan yang lain masuk dalam program PNPM perkotaan.

Sementara itu dari data yang ada, angka Rp 1 Miliyar yang dianggarkan untuk PNPM pada 2010 ini, terbilang angkanya sedikit lebih kecil dari anggaran yang diberikan pada tahun 2009 senilai Rp 1,2 Miliyar. (Red)

95 Kelurahan; Bergumul Dengan Pelatihan

Posted by PNPM-MP Kabupaten Sidoarjo on Rabu, 25 Februari 2009 , under | komentar (0)



Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan masyarakat bersama Pemerintah Daerah dalam menanggulangi kemiskinan di perkotaan telah dilakukan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP). Karena itu dalam upaya mengedepankan peran Pemerintah Daerah pada pelaksanaan PNPM-MP diperlukan dukungan dan kerjasama dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan rencana kerja dan program, dan ini adalah salah satu implikasi dari perubahan paradigma dan kepedulian semua pihak untuk pencapaian target dan sasaran yang akan dicapai, ujar Bang Jay.

Lebih lanjut Komandan Distrik Management Keuangan wilayah Sidoarjo menjelaskan PNPM-MP berupaya menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya membangun organisasi masyarakat warga. Organisasi masyarakat yang dimaksud adalah organisasi dan lembaga yang dibangun (ataupun dimampukan) oleh masyarakat yang didorong oleh kebutuhan untuk menanggulangi persoalan bersama yaitu kemiskinan secara terorganisasi dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan di wilayah mereka misalnya BKM dan UP, Kelompok Kemitraan, UPK, KSM, Forum BKM dan UP dan lain-lain.

Lain dengan Bang Jay, "kegiatan pelatihan ini merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran kritis masyarakat akan kondisi yang dihadapi, termasuk persoalan, potensi dan peluangnya, dengan konsepsi proses pembelajaran yang mendorong kearah transformasi sosial yang berangkat dari asumsi dan keyakinan bahwa pembelajaran adalah ‘produksi’ dari proses kesadaran kritis", ujar Kang Haris Senior Faskel Tim 9 Kab. Sidoarjo. .

Data asmandat menunjukkan bahwa Pelatihan Madya I di 95 Kelurahan Kab. Sidoarjo dimulai tanggal 21 Januari s.d. 15 Februari 2009 dengan frekuensi kehadiran peserta sangat stabil. Jumlah peserta berkisar antara 48-75 peserta, selama 6 hari dimasing-masing kelurahan. Rekor terbanyak di laksanakan di Desa Jemundo Kec. Taman Kab. Sidoarjo dan semua itu tidak lepas dari ulah tangan dingin Srikandi Khoirul Uyun yang menjadi pengerak dan motivator masyarakat Jemundo dalam pelatihan ini.

Dihubungi disela-sela pelatihan Khoirul Uyun menjelaskan "bahwa semua proses pembelajaran PNPM-MP diimplementasikan pada setiap kegiatan masyarakat dengan melibatkan seluruh stakeholders yang ada. Koordinasi dengan Pemerintahan Desa, BPD, LPMD, BKM dan Unit-unitnya merupakan kebutuhan harian yang tak dapat ditinggalkan. Dan yang paling penting bagaimana seluruh masyarakat bisa bersama-sama menanggulangi persoalan kemiskinan di desa kami" ujarnya.

Dilain pihak "untuk mencapai tujuan dan memberikan manfaat kepada peserta seperti yang diharapkan, maka pelatihan madya ini menerapkan proses belajar mengajar orang dewasa dimana dalam seluruh proses peserta berperan sebagai narasumber untuk saling memperkaya pemahaman masing – masing dengan menggunakan pendekatan pendidikan kritis. Dengan menggunakan pendekatan pendidikan kritis, maka proses pembelajaran menjadi proses dialog antar pemandu dengan peserta dengan mengedepankan pendekatan partisipatif" kata Cak Ru'yat.

Lebih lanjut pria tambun ini mengatakan bahwa "dengan mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran dalam pelatihan ini merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, (baca: masukan, proses dan keluaran/hasil) maka terdapat tiga jenis evaluasi sesuai dengan sasaran evaluasi pelatihan, yaitu evaluasi masukan, proses dan keluaran/hasil pembelajaran dalam pelatihan ini. Evaluasi masukan menekankan pada evaluasi karakteristik peserta, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana dalam pelatihan, karakteristik dan kesiapan pemandu, materi pelatihan, strategi pembelajaran pelatihan yang sesuai dengan materi pelatihan, serta keadaan lingkungan dimana pelatihan berlangsung. Sedangkan evaluasi proses pelatihan menekankan pada evalusi pengelolaan pelatihan yang dilaksanakan oleh pemandu yang meliputi keefektifan strategi pelatihan yang dilaksanakan, keefektifan media pelatihan, cara kepemanduan yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta respon peserta pelatihan. Dan evaluasi hasil pelatihan atau evaluasi hasil belajar antara lain menggunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil pelatihan sebagai prestasi.

Adapun alat ukur yang di gunakan yaitu Pre Test dan Post Test. Evaluasi ini dimaksudkan untuk membandingkan kemampuan pemahaman peserta terhadap suatu topik, dari keadaan sebelum pelatihan dengan keadaan sesudahnya. Melalui alat ini akan terlihat, apakah ada peningkatan rata-rata, ataukah penurunan, ataukah tetap setelah dilakukan pelatihan. Untuk mengetahui tingkat penyerapan peserta akan semua topik selama proses belajar, dapat dilihat dengan memperbandingkan hasil Pre Test dan Post Test dari peserta yang bersangkutan" ujarnya ketika ditemui disela-sela pelatihan.

Kang Ivan (Askot Community Development) menjelaskan bahwa "pelatihan Madya I ini dilakukan secara cluster dan mandiri. Pelaksanaan dengan metode cluster yaitu pengabungan beberapa BKM, Relawan, dan UP-UP berdasarkan wilayah dan karakteristik masing masing wilayah, maksimal 1 kelas 48 orang. Peserta terdiri dari anggota BKM, Relawan, UP-UP. BKM terdiri dari 9-13 orang (9-13 anggota BKM, 1-4 Aparat Desa, 25 Relawan dan UP-UP BKM 3 peserta). Sedangkan metode mandiri yaitu dilakukan dimasing-masing kelurahan yang bersangkutan. Adapun pemandu adalah Tim Fasilitator yang telah mendapatkan pelatihan, apabila diperlukan maka pemandu dapat dibantu oleh narasumber dari jajaran Askot dan Korkot" ungkapnya.

Lebih lanjut Bapak berputri 4 ini menjelaskan bahwa "Pelatihan Madya ini secara garis besar telah dilakukan dalam 2 persiapan, masing-masing adalah (1) persiapan materi dan kepemanduan, serta (2) persiapan teknis penyelenggaraan oleh Tim Fasilitator dan masyarakat (BKM, Relawan Pemerintah Desa/ Kelurahan).Persiapan Materi dan kepemanduan, dilakukan ditingkat KMW, Koorkot dan Tim Fasilitator untuk mempersiapkan, mengkaji dan membedah Modul Dasar, yang merupakan modul standar dimana materinya merupakan materi standar yang diberikan dalam setiap Pelatihan. Disamping Modul Dasar, juga dipersiapkan Modul Khusus yang memuat materi – materi khusus yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam Pelatihan Madya ini.

Persiapan lain, yang tetap menjadi bagian dari persiapan materi dan kepemanduan adalah berupa Lembar Kerja, yang memuat petunjuk untuk tugas – tugas khusus yang harus diberikan kepada peserta sesuai dengan kebutuhan setiap modul. Lembar Kasus, apabila ada kasus – kasus sebagai media bantu yang digunakan untuk mempertajam analisa peserta terhadap satu pokok bahasan tertentu. Media Bantu, adalah media – media yang digunakan untuk membantu penjelasan kepada peserta, Media Bantu ini yang sudah disediakan harus ditulis dalam kertas plano oleh Pemandu dan dipersiapkan sebelum pelatihan. Bahan Bacaan, yang merupakan panduan pengetahuan mengenai topik bahasan bagi pemandu. Adapun persiapan teknis penyelenggaraan adalah, persiapan bersama antara Tim Faskel dengan masyarakat untuk menyusun kebutuhan pelatihan, merencanakan jadwal, pemandu dan segala sesuatu yang terkait dengan kegiatan pelatihan madya ini, ujar Kang Ivan sambil senyum simpul diakhir wawancara. (Red)

MERAUP KEUNTUNGAN; Lewat Budidaya Jangkrik

Posted by PNPM-MP Kabupaten Sidoarjo on , under | komentar (3)



JELI melihat kesempatan. Itulah modal awal PK-BKM Jaya Makmur di Desa Gelang merintis pelatihan usaha budidaya jangkrik bagi masyarakatnya untuk meningkatkan pendapatan keluarganya. "Memelihara jangkrik cukup mudah dan waktu panennya relatif singkat," ujar Jainul Arifin baru-baru ini.

Untuk berternak jangkrik, dia cukup menggunakan bagian ruang yang kosong. Mereka ditempatkan pada dus bekas, kemudian diberinya pakan berupa eceng gondok dan bekatul. Diakui, memelihara binatang jenis serangga ini, risiko kecil, karena tahan terhadap penyakit. Namun, pada musim hujan, binatang ini tidak tahan dingin."Kalau musim hujan jangkrik sering stres. Untuk menghindarinya diberi penghangat listrik, atau dus tempat ternak diberi plastik," paparnya.

Peternak, memasarkan jangkrik peliharannya ke sejumlah penjual burung di Sidoarjo. Melalui bisnis tersebut, peternak banyak mengaku bisa meraup keuntungan sebesar Rp 750.000- 1 juta. "Dalam sebulan kita menghasilkan sekitar 100 sampai 150 karung yang berisi 200 jangkrik tiap karung,"

Keuntungan membudidayakan jangkrik juga dirasakan Asianto PK-BKM Subur Makmur Desa Jiken. Ia berbisnis jangkrik sejak tiga tahun silam. Pria yang sebelumnya berprofesi sebagai pekerja serabutan ini dapat meraih omzet kotor rata-rata Rp 1 juta per bulan melalui bisnis jangkrik.

Dalam pengembangbiakan, dia membeli telur jangkrik. Satu dus telur seharga Rp 20 ribu, setelah dikembangbiakan menjadi 4 dus. Umur sampai bisa besar sekitar 10 hari, jadi kalau modal Rp 20 ribu bisa berkembang jadi Rp 200 ribu."Kehidupan saya sekarang perlahan lebih baik," kata Asianto yang menempati rumah tak jauh dari Kantor Desa Jiken

Meski sukses, Asianto mengaku sempat menghadapi kendala. Ia kerap melepas jangkrik-jangkriknya jika tak laku akibat panen yang bersamaan dan para pembeli jangkrik jumlahnya terbatas. "Dalam kondisi seperti itu saya mendapat kerugian besar," kata Asianto. Dilain pihak, dengan adanya program KURK sangat membantu saya dalam pengembangan usaha budidaya jangkrik ini. "Sekarang saya sudah masuk angsuran kelima" ujar Asianto sambil tersenyum simpul diakhir wawancara.

Untuk rencana mendatang, peternak ini berniat membidik pasar yang lebih luas sehingga budidaya jangkrik bisa berkembang. Menurut mereka, usaha ini sebenarnya bisa mendatangkan keuntungan yang tak sedikit.(MsY Red)